Global News - Semarang - Dari hasi autopsi dua jenasah korban Muhyaro
yang diduga kuat bernama Sunaryo (39) dan Nurudin (49) di RS
Bhayangkara Semarang, muncul kemungkinan korban dikubur hidup-hidup
setelah dipukul bagian kepalanya. Hal itu diketahui dari banyaknya benda
asing di saluran pernapasan korban.
Kasubbid Dokkes Polda Jateng
AKBP Sumy Hastry mengatakan benturan keras di bagian kepala bukan
penyebab kematian korban. Sedangkan bekas ikatan di tangan dan kaki
korban didapat sebelum mereka dihabisi.
"Saat diikat kemudian
dipukul itu masih hidup. Mungkin saat masih pingsan dimasukkan ke liang
karena di saluran pernapasan ada butiran benda asing," kata Hastry di
kantornya, RS Bhayangkara Semarang, Kamis (1/8/2013).
Menurut
Hastry, dari bekas luka ikatan yang ada di tangan, kaki, dan tubuh
korban, saat pingsan mereka dibawa menuju lokasi penguburan dengan cara
digotong menggunakan kayu sehingga muncul kemungkinan Muhyaro dibantu
orang lain.
"Saya tidak tahu apakah memang ada pelaku lain atau tidak, tapi lokasi pemukulan dan penguburan tidak sama," terangnya.
Di
kebun Muhyaro, Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari,
Kabupaten Magelang, Sabtu (27/7) lalu ditemukan 3 jasad terkubur. Satu
atas nama Yulanda Rifan dan dua lainnya diduga kuat Sunaryo dan Nurudin
yang pergi dari rumah 22 bulan lalu. Jasad Yulanda utuh dan tampak belum
lama dikuburkan, sedangkan dua jasad lainnya sudah membusuk.
detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar