Global News : Panitia seleksi yang dibentuk untuk konvensi penjaringan calon presiden
(Capres) Partai Demokrat dinilai hanya akan menjadi boneka. Pemilihan
panitia konvensi yang melibatkan eksternal partai ini diragukan bisa
bekerja independen tanpa campur tangan elite Demokrat.
Peneliti
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus
menilai, yang akan terjadi konvensi akan coba menyitir publik melalui
media massa dengan proses yang seolah-olah terbuka.
Pada
puncaknya panitia konvensi harus menyampaikan hasil mereka kepada
pimpinan tertinggi Partai Demokrat yakni Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) untuk diterima sebagai keputusan partai.
"Panitia
seleksi hanya menjadi boneka, sekedar menjadi pemanis. Pada waktu
itulah Ketua Dewan Kehormatan Demokrat akan menunjukkan bahwa
sesungguhnya tak ada demokrasi yang bisa menabrak keinginan elite
partai.
Dengan
demikian, lanjut Lucius, jika proses konvensi akhirnya sampai pada
tahap menyerahkan nama orang yang tak dijamin akan bisa diajak
"bekerja-sama" untuk kepentingan elite Partai Demokrat, maka suara elite
yang kemudian akan menentukan siapa capres-cawapres sesungguhnya.
"Sebuah
tradisi seperti konvensi ini tak bisa lahir dan bertumbuh pada partai
dimana budaya sentralisme keputusan hanya dipegang oleh satu orang,"
katanya.
Konvensi sebagai media demokratis perekrutan calon
pemimpin hanya mungkin terselenggara pada partai yang elitenya juga
lahir dari proses berdemokrasi di internal partai. Ia menambahkan,
Partai Demokrat jelas masih bermasalah dengan demokrasi internal partai
yang masih sentralistik.
"Kondisi ini tak memberikan sumbangsih
positif untuk memaknai wacana konvensi saat ini sebagai proses demokrasi
di internal Partai Demokrat. Ini hanya cara Partai Demokrat menghalau
ketakutan dan kehawatiran akan terkikisnya kekuasaan elite mereka,"
pungkasnya.
Sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar