Global News : Pengakuan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
terhadap 12 proyek yang dikorup bersama oleh para politikus DPR, pejabat
kementerian, dan oknum menteri mengundang kecurigaan. Muncul anggapan
bola panas yang dilempar Nazaruddin kental nuansa politis.
Menurut
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, A Bakir Ihsan penyebutan nama-nama oleh Nazarudin
selalu memunculkan kontroversi. Namun, sepanjang kontroversi itu ada
sebagian yang sudah terbukti sebagai tersangka korupsi.
"Karena
itu penyebutan nama-nama baru terlepas siapapun dia, sejatinya menjadi
agenda untuk dibuktikan oleh KPK atau dari pihak yang disebut
mengklarifikasinya," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Sabtu (3/8/2013).
Dilanjutkannnya,
jika kemudian berdampak politis hal itu sangat wajar karena korupsi
cenderung identik dengan lembaga politik seperti partai politik dan
parlemen.
"Hampir semua partai, sebagian kader-kadernya terlibat
korupsi, karenanya kemungkinan kebenaran tuduhan Nazaruddin tinggal
menunggu waktu," tandasnya
Terlebih Nazaruddin merupakan seorang
politikus, lanjut Bakir, sehingga semakin menambah kecurigaan bahwa
pengakuannya memiliki motif politik.
"Karena Nazar seorang
politikus, tentu muatan politiknya sangat tinggi. Namun kata pepatah,
ambillah hikmah walaupun dari mulut binatang. Intinya suara Nazar yang
dalam beberapa hal terbukti harus menjadi masukan yang perlu
ditindaklanjuti," ujar dia.
Ia menambahkan, langkah-langkah yang
sudah diambil KPK akan menjadi sejarah tersendiri dalam pemberantasan
korupsi di Indonesia. Pusaran politik akan menjadi tantangan tersendiri
bagi KPK karena para pimpinannya ditentukan oleh lembaga politik yakni
DPR.
"KPK tentu punya cara dan mekanisme sendiri untuk menentukan
data-data yang patut ditinjaklanjuti. KPK tak bisa dibiarkan sendiri.
Dukungan civil society, termasuk media menjadi sangat penting," pungkasnya.
Sindonews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar