Jumat, 09 Agustus 2013

Harga Bawang Cs Naik, Pemerintah Harus Selidiki Penyebabnya

Global News World : JAKARTA - Bulan Puasa selain menjadi bulan yang penuh hikmah, juga menjadi bulan di mana perubahan pola konsumsi makanan menjadi berubah. Bagaimana tidak, makanan yang tadinya tidak reguler ada, seperti kolak, serta makanan hidangan sahur yang spesial akan selalu hadir menemani saat bersantap buka puasa maupun sahur di Bulan Ramadan.

Dengan begitu, banyak masyarakat mempersiapkan bahan makanan seperti cabai, bawang, dan rempah-rempahan lainnya. Hal tersebut dipersiapkan agar menu berbuka puasa atau menu santap sahur menjadi lebih spesial dan lebih enak.

Namun, meningkatnya permintaan akan barang komoditas rempah-rempah tersebut tidak sejalan mulus dengan harga jual dari barang komoditas tersebut. Saat ini, sebagian harga dari komoditas tersebut seperti cabai, bawang, sudah mengalami perlonjakan harga yang signifikan.

Pengamat Pertanian Khudori mengatakan kenaikan harga pada sebagian komoditas memang sudah menjadi momentum di saat Bulan Ramadan, dan momentum seperti ini akan terus terjadi setiap tahunnya.

"Sebetulnya ini momentum Lebaran akan seperti ini terus, pola konsumsi kita yang berubah, yang berbeda dengan bulan biasanya," ucap Khudori kepada Okezone di Jakarta.

Melonjaknya harga sebagian komoditas tersebut dinilai tidak akan mempengaruhi daya beli masyarakat. Menurut Khudori, masyarakat akan terus membeli komoditi tersebut walaupun level harganya telah berubah.

"Dalam kondisinya puasa seperti ini, level harganya berapa pun masyarakat akan tetap membeli komoditi tersebut, karena kalau di bulan puasa kan makanan yang kita makan pasti lebih spesial, pasti lebih enak dan bergizi," tambahnya.

Akan tetapi, Khudori menyesalkan atas prilaku sebagian permainan penjualan komoditi tersebut yang menyebabkan harga menjadi mahal. Sebab, permintaan meningkat tidak mempengaruhi pasokannya yang ada saat ini.

Lanjut Khudori, menyikapi hal tersebut, seharusnya pemerintah harus mengetahui faktor-faktor yang membuat sebagian harga komoditi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tidak hanya memikirkan penyeimbangan suplai dan demand.

Tapi pemerintah juga harus memiliki instrumen lain, yakni harus mengetahui pendistribusian barang tersebut, apakah terganggu atau tidak. "Harga mahal itu karena distribusinya terganggu atau bagaimana, pemerintah harus mengetahui proses pendistribusiannya," tukasnya.

Adapun, pemerintah harus memiliki data pergerakan arus barang dari titik ke titik yang lainnya, atau dari gudang ke gudang yang lain, agar mengetahui apakah ada tindak penimbunan atas barang komoditas tersebut.

"Saya kira pemerintah tidak punya informasi seperti itu, harusnya mereka punya, jadi tahu kapan stok dikirim dan arus putarannya tahu," ungkapnya.

Selain itu, tegas Khudori, pemerintah harus mengetahui pelaju dominan di setiap pasar. Karena, pelaku atau penjual barang komoditas di pasar itu hanya sedikit jumlahnya. Seperti, terigu, daging, telur, gula, beras.

"Pemerintah harus tahu pelaku dominan ini, karena sedikitnya jumlah pelaku dominan tersebut, kalau mereka sekongkol menaikkan harga kan kita tidak tahu," tukasnya.

Maka dari itu, Khudori berkeinginan agar pemerintah mengetahui faktor-faktor yang kemungkinan sebagai faktor naiknya harga jual komoditas di saat Bulan Ramadan. "Faktor inilah yang saya kira membuat harga menjadi tinggi," tutupnya.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar