Global News : KAIRO - Presiden sementara Mesir Adly Mansour
menyatakan perundingan antara Ikhwanul Muslimin dan militer Mesir gagal
mencapai kata sepakat. Perundingan dilakukan untuk mencari jalan keluar
atas krisis politik dan aksi kekerasan yang terjadi di Mesir selama lima
pekan terakhir.
Sejak 27 Juli lalu, utusan dari Amerika Serikat
(AS), Uni Eropa (UE), dan negara-negara lain bekerja secara intensif
untuk membawa kedua pihak yang bertikai agar duduk bersama dan melakukan
perundingan. Dialog dipicu oleh aksi kekerasan yang dilakukan otoritas
keamanan Mesir ketika menembaki para demonstran Ikhwanul Muslimin yang
melakukan aksi duduk dan menewaskan 80 orang.
Pada Rabu
(7/8/2013), Perdana Menteri Mesir Hasem Al-Bebwali mengatakan pada
stasiun televisi pemerintah, keputusan yang dicapai mengenai aksi duduk
“tidak dapat diubah”. Langkah selanjutnya yang akan diambil oleh
pemerintah Mesir adalah membubarkan aksi-aksi yang dilakukan Ikhwanul
Muslimin untuk mencapai rekonsiliasi. Demikian seperti dikutip dari New York Times, Kamis (8/8/2013).
Sementara
itu dalam pernyataan resminya, Presiden sementara Mesir Adly Mansour
mengucapkan terima kasih kepada seluruh diplomat yang berusaha untuk
perdamaian dan persatuan di Mesir. Namun Adly Mansour menyalahkan
kelompok pendukung Morsi, Ikhwanul Muslimin sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas kegagalan dialog damai.
Tidak jelas apakah
pernyataan ini sebagai sinyal berakhirnya usaha rekonsiliasi atau
militer Mesir mulai frustasi dengan pihak asing. Sebelumnya, pihak asing
mendesak militer untuk melepaskan presiden terguling Morsi sebagai
taktik untuk memulai rekonsiliasi di Mesir.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar