Global News : Foto tertanggal 26 Agustus 1988 menggambarkan Aung San Suu Kyi berbicara di Yangon dalam unjuk rasa anti rezim militer.
Acara peringatan publik diadakan di Myanmar untuk menandai
25 tahun pemberontakan yang dipimpin oleh gerakan pro-demokrasi.
Ini merupakan pertama kalinya peringatan diadakan secara terbuka di Rangoon, yang dikenal juga dengan Yangon.
Ratusan ribu orang telah berpartisipasi dalam protes yang dimulai pada 8 Agustus 1988 lalu.
Namun enam pekan berselang, setidaknya 3.000 pengunjuk rasa
tewas, ribuan lainnya dipenjara, dan militer dengan tegas kembali
merengkuh kontrol.
Selama protes pada 1988, Aung San Suu Kyi muncul sebagai
pemimpin gerakan pro-demokrasi di Myanmar yang dikenal dengan Burma.
Suu Kyi, yang kini menjadi pemimpin oposisi, diharapkan
untuk menyampaikan pidato sebagai bagian dari acara peringatan.
Babak baru
Pameran foto dan pertunjukan di sel penjara tiruan telah
dipersiapkan untuk menggambarkan kejadian selama pemberontakan dan
tindakan keras yang mengikutinya.
Pemerintah reformis saat ini diam-diam menyetujui peringatan
ini, meskipun beberapa mantan jenderal di dalamnya terlibat dalam
kekerasan, wartawan BBC Jonathan Head melaporkan dari Rangoon.
Sebuah pemerintahan yang didominasi sipil mengambil alih
kekuasaan di Myanmar setelah pemilu pada November 2010 yang mengakhiri
kekuasaan militer.
Pemerintahan baru, yang dipimpin oleh Presiden Thein Sein,
memperkenalkan serangkaian reformasi politik dan ekonomi, termasuk
pembebasan banyak tahanan politik dan melonggarkan sensor media.
Sebagian besar sanksi terhadap Myamnar kini juga telah
diperlonggar sebagai respon dunia terhadap perubahan tersebut.
detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar