Kamis, 08 Agustus 2013

Modal Rp4,5 Jt, Omzetnya Capai Ratusan Juta

Global News : JAKARTA - Pemilik Ayam Bakar Ngimbang di kawasan Malang, Dymas Tunggul Panuju memulai bisnis ayam bakar tersebut dengan modal kreativitas dan uang Rp4,5 juta. Dalam waktu lima tahun, dirinya berhasil melipatgandakan omzet bisnis ayam bakarnya sampai ratusan juta rupiah per tahun.

Dirinya mengawali kariernya semasa mahasiswa saat bekerja di sebuah rumah makan dan berpindah ke perusahaan katering ternama untuk biaya hidup dan kuliah.

Diawali tugas dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mengurus konsumsi, dirinya melakukan dengan kualitas yang baik. Dari situ muncullah kreativitas untuk menemukan peluang.

Mengutip dari buku Wirausaha Muda Mandiri, urusan konsumsi tidak pernah habis. Pasalnya, dia melihat segmen untuk di kampusnya sudah banyak peluang.

"Jika di Malang ada 36 perguruan tinggi, berapa besar peluang mereka memesan konsumsi ke perusahaan katering yang akan saya dirikan dan berapa keuntungan katering tersebut, saya yakin sangat besar," ujar Dimas.

Dengan begitu, dirinya mulai membesarkan usahanya dengan melihat brand awareness dari masyarakat tempat produk atau jasa tersebut dipasarkan. Oleh karena itu, Dymas yang asli Lamongan, memiliki pemikiran dan idealisme sebelum memilih brand Ayam Bakar Ngimbang.

"Krisis yang bagaimana pun beratnya, kondisi bisnis di bidang kuliner tetap eksis sepanjang masa, segmen bisnis kuliner bisa dinikmati semua kalangan akrena manusia membutuhkan pangan untuk hidup," ujar Dymas.

Berkat Ayam Bakar Ngimbang tersebut, membuat pemerintah kabupaten Lamongan terdorong untuk meningkatkan potensi dan keunggulan daerah, dengan menarik investasi serta penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas.

"Semula saya hanya membuat produk seadanya, yang penting enak, namun setelah usaha katering semakin dikenal, saya harus ciptakan ciri khas, saya buat penelitian pengembangan produk dan studi konsumen di laboratorium pangan, dari 30 orang panelis muncullah nama Ayam Bakar Ngimbang," ujar Dymas.

Sebaik-baiknya pendapatan bisnis terbang bebas ke atas, pasti akan terjadi puncaknya yang akan kembali ke bawah. Hal tersebut dialami oleh Dymas. Pasalnya pada saat flu burung melanda Indonesia, bisnisnya ikut terjun bebas. "Bahkan omzetnya hanya tinggal 25 persen," kata dia.

Namun dirinya yakin , lambat laun kepercayaan dari konsumen akan kembali dengan sendirinya. Baginya, jatuh bangun bisnis adalah hal biasa.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar