Kamis, 08 Agustus 2013

Saat Karyawan BI Dibandingkan dengan Pegawai Pajak

Global News : JAKARTA - Darmin Nasution yang saat ini sudah tidak lagi menjadi orang nomor satu di Bank Indonesia (BI) mengaku, selama lima tahun menjabat sebagai Gubernur BI, dirinya selalu mengupayakan untuk membangunkan kesadaran di dalam internal BI agar bisa merenungkan ulang hakikat dari bank sentral itu sendiri.

Di dalam bukunya yang berjudul "Bank Sentral Itu Harus Membumi", Darmin menjelaskan, pandangan masyarakat terhadap bank sentral haruslah elitis. Di mana hasil kerja BI tidaklah harus langsung dirasakan oleh  masyarakat. Selain itu Bank Sentral tidak boleh terjebak pada kecanggihan model ekonomi.

"Saya melihat ada risiko keterjebakan ini ketika banyak orang yang sudah terlalu asyik dalam area kerangka kebijakan moneter yang sudah canggih,” ungkap Darmin.

“Sebagai orang-orang yang sadar betul akan kehebatan mereka. Ini harus diakui, kemampuan teknis dari sumber daya manusia dan pranata kelembagaan di BI tergolong baik. Namun kesadaran akan kualitas itu yang justru menjebak dan meninabobokan mereka," tukas Darmin.?

Pada bukunya itu, dia juga sempat membanding-bandingkan dengan karyawannya saat dia masih menjabar sebagai Dirjen Pajak. Darmin menilai karyawan pajak cukup terbuka. Darmin pernah mendengar pernyataan karyawan Pajak tersebut dengan kata-kata, "Mana ada orang pajak itu yang bersih benar, Pak Darmin, ada tidak kira-kira?".

"Tapi sebaliknya, di BI, pada umumnya orang-orangnya justru yang seolah-olah ingin mengatakan, mana ada orang BI yang salah, Pak Darmin?," ucapnya.

Dia menilai, mentalitas seperti itu tidak produktif. Menurutnya, jika seseorang sedang berada pada kondisi terburuknya, justru saat itu dia tidak tahu kalau dia sedang mengalami itu. 

Dalam kisahnya, Darmin selalu mengupayakan dan berusaha untuk membangun kesadaran institusi yang dipimpinnya dalam ketidaktahuan terhadap berbagai perkembangan di perekonomian yang terus bergerak.? "Kondisi yang kita tidak tahu banyak, atau minimal tidak terpikirkan bahwa tengah terjadi dalam sistem perekonomian ini," imbuh Darmin.?

?"BI itu harus bisa bangun dari keasyikannya bermain di wilayah elit dengan hanya mengutak-atik model, instrumen dan segala persoalan teknis di wilayah pasar keuangan," paparnya.

?Selain itu, lanjut dia, BI juga harus berani keluar dari suatu kondisi yang dibilang nyaman. "Dia harus berani keluar dari wilayah nyamannya. Berkotor-kotor dengan persoalan riil yang dihadapi rakyat kecil yang tidak punya akses pada pembangunan.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar