Global News World : JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
menegaskan kembali bahwa penyerangan terhadap Suriah tidak bisa
dilakukan tanpa ada mandat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Serangan itu direncanakan setelah Suriah diduga menggunakan senjata
kimia kepada warganya sendiri.
Di Istana Kepresidenan, Presiden
membahas berbagai agenda yang dijalaninya selama turut serta dalam
pertemuan G-20 di Rusia. Dari segi keamanan, isu Suriah menjadi
permasalahan utama yang dibahas selama pertemuan berlangsung.
Mengenai
rencana intervensi militer di Suriah, SBY menegaskan penolakannya atas
rencana tersebut. Menurutnya, langkah itu harus disertai persetujuan
dari PBB.
"Kalau soal keamanan tentu kita membahas isu Suriah.
Semua pandangan kita bicarakan (tentang) serang dengan operasi militer
tanpa atau dengan mandat PBB," ujar Presiden, di Istana Negara, Jakarta,
Selasa (10/9/2013).
"Satunya lagi, jangan sentuh Suriah tanpa PBB!" tegas SBY.
Menurut
Presiden, ketika membahas penyerangan dengan atau tanpa mandat PBB ini
yang memicu ketegangan dari para pemimpin yang menghadiri pertemuan
tersebut. Dirinya pun menyampaikan pandangan tentang perlunya proses
politik yang aktif dan transparan, gencatan senjata dan tak diperlukan
serangan militer.
Tetapi hal tersebut tidak laku di antara para
pemimpin dunia yang menghadiri pertemuan G-20. Meskipun pada akhirnya
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama membuka peluang untuk
membatalkan opsi militer ke Suriah.
Obama menerima usulan dari
Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengajukan agar senjata kimia milik
Suriah diawasi oleh dunia internasional. Menurut Obama, usul Rusia amat
positif untuk mengatasi pertumpahan darah.
Rencana serangan ke
Suriah dilatarbelakangi dugaan penggunaan senjata kimia oleh Presiden
Assad dalam perang melawan kelompok oposisi Suriah. Serangan itu justru
menghantam warga sipil dan diperkirakan menewaskan sekira 1.700 warga.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar