Senin, 09 September 2013

Kedelai Impor Mahal, Pengusaha Pilih Kedelai Lokal

Global News World : GUNUNGKIDUL - Demi karyawan, seluruh pengusaha Tempe dan Tahu, di Gunungkidul, DIY tetap beroperasi meski ada  edaran tentang mogok produksi tahu dan tempe dari Gabungan Koperasi Produsen  Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo). Pengrajin memilih kedelai lokal akibat mahalnya kedelai Impor.

Wuhtini, pengusaha Tahu asal desa Siraman, saat ini harga kedelai yang mencapai Rp9.400 per kg menyulitkan pengusaha kecil seperti dirinya. “Masalah harga kedelai impor yang mahal sebenarnya bisa diatasi. Kalau saya memilih menggantinya dengan kedelai lokal yang harganya hanya Rp8.500 per kilo gram. Jauh lebih murah dibandingkan dengan kedelai impor,” katanya kepada wartawan (9/8/2013).

Sampai saat ini pengusaha tahu didesa siraman tidak ada niat untuk berhenti beroperasi. "Belum ada rencana untuk berhenti berproduksi," imbuhnya.

Hal senada diungkapkan Suharyanto, salah seorang pengusaha Tahu desa Siraman, mengatakan dirinya bersama dengan pengusaha tahu lainnya tidak tergabung dalam asosiasi apapun.  Dan dia sendiri mengaku tidak mendengar rencana untuk mogok beroperasi. "Tidak pernah dengar ada rencana untuk mogok," jelasnya

Dia mengaku, jika sampai berhenti beroperasi akan berdampak pada kehidupan empat karyawannya. Disinggung mengenai solusi terkait kenaikan harga kedelai, dia lebih memilih memperkecil ukuran dan menaikkan harga. "Lha kalau mogok karyawan saya mau makan apa?," ujarnya.

Meski demikian, pengusaha tahu, berharap pemerintah segera menstabilkan harga.  Sebab, dengan kondisi harga kedelai yang sangat mahal ini, akan memberikan dampak negatif kepada para pengusaha tahu dan tempe sekaligus kepada konsumen. "Pemerintah harus segera menormalkan harga," pintanya.

Sementara terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan ESDM Gunungkidul, Sumaryadi mengatakan belum ada laporan terkait dampak kenaikan kedelai impor, yang menyebabkan pengusaha berhenti beroperasi. "Belum ada laporan, tetapi tetap akan kita monitoring," jelasnya.

Dijelaskannya, pihaknya sudah melaporkan kondisi ini kepada pemda DIY, namun belum ada kejelasan. Dari pantauan di pasar Argosari, Wonosari, penjual Tahu masih berjualan seperti biasa.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar