Sabtu, 24 Agustus 2013

Demi Pendidikan, Septi Rela Gowes Sepeda 20 Km Setiap Hari

Global News World : JAKARTA - Sepeda menjadi alternatif kendaraan yang kerap digunakan mahasiswa untuk menggalakkan program go green. Tapi, tidak demikian dengan Septi Dwirahayu. Keterbatasan biaya memaksanya menggowes sepeda dari rumah ke kampus yang berjarak 20 kilometer.

Setiap hari, tanpa mengeluh, mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu memacu sepeda kesayangannya menelusuri sepanjang Jalan Godean menuju Yogyakarta. Satu jam waktu yang diperlukan untuk tiba di kampus dari rumahnya di Dusun Tegalrejo, Sumbersari, Moyudan, Sleman.

Berasal dari keluarga dengan ekonomi bawah tidak menghalangi keinginan alumni SMKN 1 Godean itu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sayangnya, dara kelahiran Sleman, 28 September 1993 tersebut tidak lolos seleksi jalur undangan Bidik Misi.

Tidak menyerah, Septi pun menjajal Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Usahanya berbuah manis. Dia berhasil diterima pada Jurusan Bimbingan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNY.

Ayah Septi, Giyono yang berprofesi sebagai buruh pembelah kayu bakar memutar otak agar dapat membayar uang masuk kuliah sang anak. Tanah warisan dari sang nenek pun terpaksa harus dijual sebagai solusi. Beruntung, Septi dapat kuliah secara gratis di UNY karena mendapatkan beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) sejak semester pertama hingga sekarang.

Permasalahan berikutnya kembali menghadang, yaitu ongkos transportasi dari rumah ke kampus. Kos bukan pilihan karena keterbatasan biaya. Maka, dimulailah petualangan Septi dengan mengendarai sepeda setiap pagi sejauh 20 kilometer selama sekira satu jam.

”Jika kuliah dimulai pukul 7 pagi, saya biasanya berangkat sekira pukul 6 pagi dari rumah, belum lagi jika ada kendala hujan. Kalau di kampus, saya sering ditraktir makan siang oleh teman-teman dan jarang jajan untuk menghemat uang saku," ungkap anak kedua dari empat bersaudara itu sembari tersenyum, seperti dikutip dari laman UNY, Sabtu (24/8/2013).

Tidak main-main, prestasi Septi di kampus sangat memuaskan. Dia berhasil menelurkan karya ilmiah berjudul ”Identifikasi Karir Anak Tunarungu, Keefektifan Mind Mapping Technique pada Anak Berkesulitan Belajar dan Pengembangan Iqra’ Alphabet pada Anak Tunagrahita Kategori Ringan” serta meraih Indeks prestasi kumulatif (IPK) cumlaude dengan nilai 3,70.

Menurut salah satu teman kuliah Septi, yakni Murtisari Laras, Septi cukup aktif baik dalam organisasi fakultas maupun dalam mengikuti perkuliahan. ”Septi termasuk anak yang pandai. Dia juga mudah menangkap materi perkuliahan serta aktif di himpunan mahasiswa PLB dan DPM FIP,” ungkap Murtisari.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar