Selasa, 20 Agustus 2013

Chatib Basri Sebut Kondisi Pasar Keuangan Aman

Global News World : JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengatakan, kondisi pasar keuangan masih aman. Walaupun masih adanya ketidakpastian akibat gejolak ekonomi global.

"Tidak ada (yang perlu dikhawatirkan). Semuanya aman dan pemerintah berusaha keras untuk mengatasi situasi itu," ujar Menteri Keuangan Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Selasa (20/8/2013).

Sementara itu, Plt Kepala BKF Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kondisi pasar keuangan 2013 bukan pertama kali dialami seperti dilihat pada 2008. Di 2008 kondisinya seperti nilai tukar rupiah melejit, sahamnya turun lebih parah dari sekarang, dan surat utang negara juga yieldnya tinggi.

"Tapi toh, kalau kita punya posisi dan kebijakan yang tepat harusnya itu bisa diatasi harus kembali ke normal.  Yang kita tidak tahu itu kapan dan seberapa cepat," ujar Bambang.

Akan tetapi, lanjut Bambang, kondisi 2008 dengan kondisi sekarang berbeda. "Pada 2008 kan sistemnya kolaps, sedangkan ini ketidakpastian kapan berakhir atau kapan penarikan stimulus dilakukan," ujar Bambang.

Sehingga, lanjut Bambang, Saham turun tapi mungkin sebagian investasi saham yang ditarik itu masuk SBN. Karena bila dilihat kepemilikan asing di SBN masih stabil.

"Investor lagi cari posisi karena ada ketidakpastian global. selain itu, mereka juga konsen ke current acount defisit (CAD), karena itu pemerintah akan address serius masalah CAD ini supaya pada triwulan III ini sesuai prediksi BI," ujar Bambang.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan, ekonomi global dalam dua tahun terakhir tidak terlalu bersahabat. Bahkan, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan global hanya mencapai 3,1 persen dan World Bank (WB) 2,2 persen.

Oleh karena itu, ekspor Indonesia pun mengalami penurunan dan impor terus meningkat. Akibatnya, neraca dagang Indonesia terus memburuk dan neraca pembayaran mengalami pelemahan.

Hal senada juga diutarakan oleh Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani. Menurut mantan Menteri Keuangan Indonesia itu, ada beberapa faktor yang mengindikasikan perekonomian Indonesia memburuk. Pasalnya, akan banyak kebijakan negara-negara maju yang memberikan pengaruh terhadap kinerja ekonomi dunia. Pengaruh tercepat yang dipengaruhi kebijakan sisi moneter maupun fiskal akan memberikan sentimen pasar akan persepsi emerging market.
"Yang paling cepat adalah sentimen karena persepsi dari negara-negara emerging market menjadi relatif dibanding negara maju mulai menunjukkan pemulihan, jadi relatif lebih berisiko. Ini menambah kehati-hatian bagi pembuat kebijakan di negara-negara emerging market," ujar Sri Mulyani dalam Public Forum di JCC Senayan, Jakarta, Senin 19 Agustus kemarin.

Okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar