Global News World : JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
Johannes Widjonarko menegaskan, tidak ada orang baru dalam pergantian
pimpinan yang dilakukan kemarin,
"Yang kemarin kita ganti itu kan orang lama, itu bukan orang baru," ungkap dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Terkait
pemilihan Lambok Hutahuruk sebagai Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis
SKK Migas, menurut Widjonarko menepis merekrut kalangan dari pihak
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lambok Hutahuruk sebelumnya pernah
menjabat sebagai Direktur Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK).
"Kan Pak Lambok juga sudah lama bekerja di SKK Migas
sebagai tenaga ahli, sekarang kerja sebagai deputi pengendalian dukungan
bisnis. Jadi kami bukan merekrut pejabat dari KPK. Namun memang pak
Lambok pernah bekerja di KPK," jelas Widjonarko.
Sebelumnya,
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas) memberhentikan tiga pimpinan SKK Migas serta melantik tiga
pimpinan baru dilingkungan SKK Migas pasca-penangkapan mantan kepala SKK
Migas Rudi Rubiandini oleh KPK.
Berikut tiga pimpinan yang diberhentikan:
1. Priyo Widodo dengan jabatan pengawas internal SKK Migas.
2. Gerhard Maarten Rumeser dengan Jabatan Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis.
3. Akhmad Syakhroza dengan jabatan Deputi Pengendalian Keuangan.
Sementara itu, 3 pimpinan SKK Migas yang dilantik:
1.
Budi Ibrahim dengan jabatan baru sebagai Pengawas Internal SKK Migas
yang sebelumnya menjabat sebagai kepala divisi manajemen sistem
informasi.
2. Lambok Hamonangan Hutahuruk dengan jabatan baru
sebagai Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis yang sebelumnya menjabat
sebagai tenaga ahli.
3. Budi Agustyono dengan jabatan baru
sebagai Deputi Pengendalian Keuangan yang sebelumnya menjabat sebagai
Kepala Divisi Pemeriksaan Biaya Operasi.
Untuk Priyo Widodo, Gerhard M Rumeser dan Akhmad Syakhroza menempati posisi baru sebagai tenaga ahli.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar