Global News World : SEMARANG – Real Estate Indonesia (REI) mengusulkan
besaran harga rumah sejahtera tapak untuk masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) di Jawa Tengah naik Rp88 juta menjadi Rp110 juta. Hal itu
mengingat harga lahan untuk pembangunan rumah semakin mahal dan semakin
sempit.
"Harga tanah itu bisa naik 30 persen lebih cepat
dibandingkan dengan harga material. Untuk rumah sederhana harga tanah
mencapai 50 persen dari total produksi, kalau nggak dinaikkan pengembang
kesulitan bangun rumah sederhana," ujarnya Ketua Umum REI Setyo Maharso
di sela Rakerda DPD REI Jateng di Semarang senin (26/08/2013)
Selain
itu pihaknya juga telah mengusulkan kepada Kementerian Perumahan agar
mengubah pola pembiayaan dengan pola sewa beli. Hal ini dilakukan agar
masyarakat dengan penghasilan rendah dapat membeli rumah tapak.
"Tenor
pinjaman FLPP itu kan bisa sampai 20 sampai 25 tahun. Maka pemerintah
bisa buat empat tahun pertama cicil uang muka, baru kemudian cicil
rumahnya dengan besaran yang sama," jelas dia.
Dia menambahkan,
hasil survei BPS tahun 2010 menyebutkan angka kebutuhan rumah sebesar
3,6 juta unit. Angka tersebut dipastikan mengalami perkembangan seiring
pertumbuhan penduduk, khususnya keluarga baru. Setyo mengaku belum punya
data pasti soal angka kebutuhan rumah sekarang, tapi berdasar
perhitungan pengamat saat ini sudah mencapai sekitar 15 juta unit.
"Seiring rumah tangga baru sebesar 700 ribu tentu itu cukup besar. Kami belum bisa memasok sebesar itu," ujarnya.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar