Global News World : JAKARTA - PT Intiland Development Tbk (DILD)
memprediksikan harga properti akan meningkat 8-10 persen. Hal tersebut
tercermin dari semakin tertekannya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap
mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Executive Director Capital
& Investment Management Intiland Archied Noto Pradono mengatakan,
dengan melihat kondisi seperti itu, tentu akan menambah beban biaya
produksi perseroan. Dirinya mengakui saat ini pihaknya sedang menghitung
dampak dari persoalan tersebut.
"Cost kita kan pasti naik,
tinggal komit. Katakanlah naik 20 persen, komponennya 40 persen, kalau
12 ribu bisa naik sampai 8-10 persen, dampaknya dimargin pasti
tergerus," ucap dia kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Archied
menambahkan, dia akan terus melanjutkan proyek yang tengah
dilaksanakan. Pasalnya, respons masyarakat terhadap properti masih cukup
kuat, terutama dari kalangan masyarakat menengah ke atas.
"Kita kaji, yang pasti tidak terhenti. Masalahnya kita bias, kalau cancel kita tetep jalan, proyek kita tetap berjalan, cost kita pasti ada peningkatan, demandnya juga masih tetap strong," tambahnya.
Selain itu, kata Archied, belanja modal (capital expanditure/capex)
DILD pada semester pertama 2013 sudah terealisasi Rp750 miliar dari
total yang dianggarkan untuk tahun ini sekira Rp1,4 triliun - Rp1,5
triliun. Melihat realisasi tersebut. Menurut Archid, DILD akan terus
melakukan penambahan proyek.
Archied mengungkapkan, belanja modal
(capex) perseroan pada semester I sudah terealisasi sebesar Rp750
miliar, untuk tahun ini 'capex' dianggarkan Rp1,4 triliun. Sehingga ke
depan perseroan masih dapat terus menambah proyek.
"Perseroan hanya berusaha untuk terus meningkatkan kinerja, kita sampaikan kinerja perseroan cukup positif," tutupnya.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar