Global News World : JAKARTA - Selama sepekan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) mencoba kembali masuk ke zona hijau setelah didera tekanan jual
yang signifikan. IHSG dianggap kehilangan daya tariknya, terutama karena
beberapa sentimen negatif baik internal maupun ekternal yang
mempengaruhi pergerakannya.
Kepala Riset Trust Securities Reza
Priyambada mengatakan, turunnya nilai tukar Rupiah pasca dirilisnya
neraca pembayaran Indonesia menjadi salah satu penyebab kejatuhan IHSG
selain dari imbas tappering off stimulus The Fed. Banyak pelaku pasar overreact dan panik sehingga makin memperdalam penurunan IHSG.
"Untungnya
pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bank Indonesia
(BI) tanggap dengan mengeluarkan serangkaian aturan dan kebijakan meski
banyak pula yang menilai kebijakan dan aturan tersebut hanya cocok untuk
jangka menengah dan panjang," katanya di Jakarta, Sabtu (31/8/2013).
Selain itu, adanya berita persetujuan OJK terhadap rencana buyback
saham dari beberapa emiten cukup direspons positif meski
implementasinya belum terlihat. Bahkan setelah pengumuman kenaikan BI
Rate dan FASBI pun, IHSG belum beranjak dari zona positifnya.
Sepanjang pekan kemarin, asing tercatat melakukan nett sell
sebesar Rp1,12 triliun lebih rendah dari pekan sebelumnya sebesar
Rp5,72 triliun. IHSG selama sepekan mengalami kenaikan 25,26 poin atau
0,61 persen atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang anjlok 398,83
poin atau 8,73 persen.
Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada
pada rentang support 4.025-4.137 dan resisten 4.235-4.568. Di sisi
lain, diharapkan kenaikan yang terjadi tidak langsung dimanfaatkan untuk
profit taking sesaat agar IHSG dapat mempertahankan laju positifnya.
"Meski
di pekan depan akan dirilis inflasi dan neraca perdagangan namun,
diharapkan tidak terlalu lebay dalam menanggapinya. Neraca perdagangan
masih akan tetap defisit namun, diharapkan lebih rendah dan inflasi
diharapkan sesuai dengan estimasi kami di kisaran 1,2 persen-1,3
persen," tukas dia.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar