Global News World : JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia
(BI) memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga (BI rate) di level 6,5
persen. BI menilai, penguatan bauran kebijakan BI untuk pengendalian
inflasi, pengelolaan neraca pembayaran sudah sustainable.
Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs mengungkapkan, penguatan
stabilitas sistem keuangan dilakukan melalui optimalisasi sejumlah
instrumen kebijakan moneter dan makroprudensial.
"BI meyakini bauran kebijakan tersebut akan memadai untuk mengarahkan
inflasi 2014 sesuai dengan sasarannya sebesar 4,5 plus minus 1 persen,
serta dapat mendukung penyesuaian ekonomi domestik bergerak secara
terkendali ke arah yang lebih sehat dan seimbang," kata dia dalam
keterangan tertulisnya, Kamis (15/8/2013).
Peter melanjutkan, penguatan koordinasi dengan pemerintah terus
dilakukan, termasuk untuk pengendalian inflasi dan pengelolaan neraca
pembayaran. Seperti diketahui, keputusan BI untuk menaikkan BI rate
sebesar 25 bps menjadi 6 persen pada 12 Juni, juga untuk menjaga
stabilitas rupiah.
Namun, nilai tukar rupiah pada perdagangan beberapa minggu terakhir
tetap saja berkutat pada kisaran Rp10.300 per USD. Gubernur BI Agus DW
Martowardojo tampaknya menilai rupiah telah mencapai keseimbangan
(ekuilibrium) baru.
Sementara kenaikan bulan lalu, lebih pada antisipasi kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, kenaikan BI rate juga dilakukan
guna meminimalisir tren pelemahan pertumbuhan ekonomi dan
terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS)
juga harus diantisipasi dengan baik.
Penguatan kebijakan makroprudensial ini termasuk penyempurnaan GWM-LDR
dan GWM Sekunder, sekaligus dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan bank
dalam menghadapi risiko dan memperkuat stabilitas sistem keuangan.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar