Selasa, 13 Agustus 2013

Sulit Membedakan Metromini Bagus dan Tidak

Global News World : Jakarta - Salah seorang pengusaha Metromini 604 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang, Jimmy Simamora mengaku kesal dengan budaya salam tempel pada aparat yang sengaja mencari duit. Khususnya saat uji KIR atau uji kelayakan kendaraan. Hanya memang cara ini dianggap sudah biasa, sehingga sulit membedakan antara Metromini yang kualitasnya baik dan tidak. Dia pun tak terima bila armadanya dikandangkan dengan alasan tidak lolos uji KIR.

“Setiap uji KIR diperiksa bawah kasih duit, periksa ban kasih duit, periksa atap kasih lagi. Kalau misal bus saya dikandangin ya jelas enggak terima ya soalnya lolos uji KIR kok,” kata Jimmy kepada detikcom, Senin (12/8) di Jakarta. Dia menyebut setiap uji KIR, satu unit Metromini miliknya rata-rata mengeluarkan biaya Rp 300 – Rp 400 ribu. Padahal, normalnya dalam uji KIR hanya Rp 85 ribu per unit.

Pengusaha Metromini lainnya, Azaz Tigor Nainggolan mengaku setiap uji KIR digetok rata-rata per unit Rp 200 ribu. Padahal, harga normal hanya Rp 71 ribu. Dia meminta persoalan 'salam tempel', khususnya saat uji KIR harus diselesaikan karena hanya menguntungkan pemilik Metromini yang nakal. “Saya sadar kondisi Metromini di Jakarta sudah memprihatinkan. Tapi, Dinas Perhubungan juga harus bersih dan tegas kalau ingin berubah bersama-sama,” kata pria yang akrab disapa Tigor ini.

Dia menjamin jika aparat berani bersikap tegas dan bersih, tidak akan ada pengusaha Metromini yang berani 'kucing-kucingan' dalam mengoperasikan armadanya. Sementara pengusaha Metromini T 53 jurusan Kampung Melayu-Kampung Rambutan, Burhan mengatakan, selama ini pihak Metromini selalu disalahkan setiap kali ada kecelakaan. Metromini selalu dituding tidak layak jalan.

“Lho, mereka (Dinas Perhubungan) ke mana waktu uji KIR. Jangan ada kejadian di jalanan, kami dari Metromini yang jadi tersangka begitu. Itu enggak adil. Kami cari makan juga kok,” kata Burhan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengakui sebagian Metromini di Jakarta sudah uzur dan tidak layak beroperasi. Namun mereka tetap nekad mencari penumpang di jalan karena sikap ngotot pengusaha Metromini.

Pristono membantah ada pegawai Dinas Perhubungan yang sengaja melepas Metromini tak layak jalan karena ada budaya 'salam tempel'. Dia mengklaim, Dinas Perhubungan DKI Jakarta sudah memeriksa sekitar 120 Metromini, dan 40 unit dikandangin karena dinilai tidak layak beroperasi.Setiap unit Metromini yang dikandangin, akan dicatat ulang nomor rangka, mesin, dan pelat nomor kendaraanya.

Dinas Perhubungan mengaku siap terbuka terkait persoalan permainan uji KIR yang dilaporkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia akan menginstruksikan jajarannya untuk profesional dan tidak bermain kesempatan melakukan kecurangan. "Saya sudah bicara kemarin ke media juga kalau siap terbuka. Jangan ada pungli," kata Pristono.

detiknews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar