Global News World : Jakarta - Salah seorang pengusaha Metromini 604 jurusan
Pasar Minggu-Tanah Abang, Jimmy Simamora mengaku kesal dengan budaya
salam tempel pada aparat yang sengaja mencari duit. Khususnya saat uji
KIR atau uji kelayakan kendaraan. Hanya memang cara ini dianggap sudah
biasa, sehingga sulit membedakan antara Metromini yang kualitasnya baik
dan tidak. Dia pun tak terima bila armadanya dikandangkan dengan alasan
tidak lolos uji KIR.
“Setiap uji KIR diperiksa bawah kasih duit,
periksa ban kasih duit, periksa atap kasih lagi. Kalau misal bus saya
dikandangin ya jelas enggak terima ya soalnya lolos uji KIR kok,” kata
Jimmy kepada detikcom, Senin (12/8) di Jakarta. Dia menyebut setiap uji
KIR, satu unit Metromini miliknya rata-rata mengeluarkan biaya Rp 300 –
Rp 400 ribu. Padahal, normalnya dalam uji KIR hanya Rp 85 ribu per unit.
Pengusaha Metromini lainnya, Azaz Tigor Nainggolan mengaku
setiap uji KIR digetok rata-rata per unit Rp 200 ribu. Padahal, harga
normal hanya Rp 71 ribu. Dia meminta persoalan 'salam tempel', khususnya
saat uji KIR harus diselesaikan karena hanya menguntungkan pemilik
Metromini yang nakal. “Saya sadar kondisi Metromini di Jakarta sudah
memprihatinkan. Tapi, Dinas Perhubungan juga harus bersih dan tegas
kalau ingin berubah bersama-sama,” kata pria yang akrab disapa Tigor
ini.
Dia menjamin jika aparat berani bersikap tegas dan bersih, tidak akan
ada pengusaha Metromini yang berani 'kucing-kucingan' dalam
mengoperasikan armadanya. Sementara pengusaha Metromini T 53 jurusan
Kampung Melayu-Kampung Rambutan, Burhan mengatakan, selama ini pihak
Metromini selalu disalahkan setiap kali ada kecelakaan. Metromini selalu
dituding tidak layak jalan.
“Lho, mereka (Dinas Perhubungan) ke
mana waktu uji KIR. Jangan ada kejadian di jalanan, kami dari Metromini
yang jadi tersangka begitu. Itu enggak adil. Kami cari makan juga kok,”
kata Burhan. Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono mengakui
sebagian Metromini di Jakarta sudah uzur dan tidak layak beroperasi.
Namun mereka tetap nekad mencari penumpang di jalan karena sikap ngotot
pengusaha Metromini.
Pristono membantah ada pegawai Dinas
Perhubungan yang sengaja melepas Metromini tak layak jalan karena ada
budaya 'salam tempel'. Dia mengklaim, Dinas Perhubungan DKI Jakarta
sudah memeriksa sekitar 120 Metromini, dan 40 unit dikandangin karena
dinilai tidak layak beroperasi.Setiap unit Metromini yang dikandangin,
akan dicatat ulang nomor rangka, mesin, dan pelat nomor kendaraanya.
Dinas
Perhubungan mengaku siap terbuka terkait persoalan permainan uji KIR
yang dilaporkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Ia akan menginstruksikan
jajarannya untuk profesional dan tidak bermain kesempatan melakukan
kecurangan. "Saya sudah bicara kemarin ke media juga kalau siap terbuka.
Jangan ada pungli," kata Pristono.
detiknews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar