Global News World : JAKARTA - Daya beli masyarakat cukup tergerus akibat
adanya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi serta Lebaran.
Meski demikian, adanya beberapa suntikan dana, tidak cukup untuk
menopang penurunan daya beli masyarakat.
Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Suryamin mengungkapkan, daya beli masyarakat masih akan
minim, meskipun ada Tunjangan Hari Raya (THR). Menurutnya, daya beli
masyarakat baru kembali pulih jika pendapatan masyarakat dapat
meningkat.
"Kalau pada saat ini, dia dapat apa ? Dapat THR? ini
kan sesaat saja. Inflasi yang tinggi itu. Dia dapat THR, dia dapat
tunjangan kinerja, golongan bawah dapat BLSM," jelas dia di kantor Menko
Perekonomian, Jakarta, Selasa (13/8/2013).
Menurutnya, harus ada
peredam yang membuat daya beli masyarakat tidak langsung anjlok. "Nah
besok kalau bisa, menurun lagi inflasinya. Gaji ke-13 kemarin itu ada
dampak untuk meredam supaya daya belinya tidak merosot," tuturnya.
Menurutnya,
asal pemerintah dapat mengendalikan suplai dan demandnya dari kebutuhan
pokok, maka tidak akan terlalu besar dampaknya bagi daya beli
masyarakat.
"Asal bagaimana mengatur pasokan ketersediaan barang
karena nanti sudah tidak ada lagi dampak langsung dari BBM kan ini
sudah berakhir, Agustus juga sudah enggak ada dampak yang kayak Juli,"
kata dia.
Menurutnya, yang ada saat ini tinggal dampak yang tidak
langsung akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, dan menjelang lebaran.
"Harusnya sekarang sudah menurun karena juga pembeli kan enggak akan
terlalu banyak seperti lebaran," tukas dia.
Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar